Pondok Pesantren Fatihul Ulum Klatakan Tanggul Jember Think Globally, Act Morally!
Allah swt. menciptakan dari diri manusia pasangan-pasangan agar tercipta ketenangan, cinta dan kasih di antara mereka. Ketiga tujuan utama penciptaan pasangan ini, mendorong seseorang untuk seleftif dalam memilah dan memilih pendamping hidup. Maka kehadiran kafaa’ah (kesetaraan pasangan) dalam syariat nikah dimaksud untuk tujuan tersebut. Ia dalah salah satu upaya agar keserasian dalam rumah tangga tercipta hingga terjalin sakinahmawaddah dan rahmah.
Memang bagi sebagian orang, kesetaraan itu tidak begitu “dipikirkan”. Mungkin prinsipnya, -meminjam lirik lagu yang pernah dipopulerkan oleh Manis Manja Group- “biar satu sembunyi di dasar laut satu di atas langit kalau memang sudah jodoh, di ranjang pengantin kan bertemu juga.” Namun kenyataan di lapangan tidak semanis dalam lirik lagu bernada cinta. Banyak yang menganggap bahwa kafaa’ah adalah harga mati yang tak bisa ditawar. Mengabaikannya, bisa berakibat “ketimpangan” dalam bangunan rumah tangga. Kasak kusuk di kalangan sekitar pun menyeruak tak terkendali.
Definisi Kafaa’ah
Secara harfiyah kafaa’ah adalah sama dan setara. Dalam istilah pernikahan kafaa’ah adalah kesetaraan seorang lelaki (suami) dengan perempuan (istri) dalam beberapa hal, di mana kesetaraan itu dimaksudkan untuk menolak rasa malu (aib) pasangan, atau keluarganya andai ada ketimpangan di antara mereka. Adapun mengenai unsur-unsur kafaa’ah para Imam mazhab berbeda dalam meraciknya ke dalam rumusan fiqih yang mereka sajikan.